Ketika sensor NOx gagal, konsekuensi berikut dapat terjadi:
Emisi yang berlebihan: Sensor tidak dapat mendeteksi dengan akurat konsentrasi nitrogen oksida (NOx) dalam gas buang, sehingga emisi kendaraan melebihi standar lingkungan.
Kinerja mesin menurun: ECU dapat membatasi output daya karena kurangnya data yang akurat, menyebabkan masalah seperti akselerasi lambat dan daya yang tidak cukup.
Peningkatan konsumsi bahan bakar: Sistem bahan bakar dapat menyesuaikan rasio udara-bahan bakar karena kontrol emisi yang tidak normal, sehingga mengurangi efisiensi bahan bakar.
Memicu indikator kesalahan: Setelah ECU mendeteksi sinyal sensor yang tidak normal, biasanya lampu kesalahan di dasbor menyala dan menyimpan kode kesalahan yang relevan.
Kegagalan sistem pengolahan knalpot: Jika sirkuit pemanasan sensor atau probe rusak,dapat menyebabkan sistem pasca-pengolahan seperti SCR (reduksi selektif katalitik) tidak dapat menyuntikkan urea secara akurat, semakin memperburuk polusi.
Penyebab kegagalan yang umum:
Sonde sensor terkontaminasi, tua atau rusak secara fisik;
Jalur sirkuit pendek, sirkuit terbuka atau kontak konektor yang buruk;
Anomali komunikasi modul kontrol (seperti ECU) atau kesalahan program;
Masalah kualitas bahan bakar menyebabkan komposisi knalpot abnormal, mengganggu deteksi sensor.
Tindakan penanggulangan sementara:
Bersihkan kotoran pada probe atau periksa apakah sabuk kabel terhubung dengan kuat;
Cepat atur ulang sensor secara manual setelah mati (hanya berlaku untuk beberapa model).
Catatan: Metode di atas hanya dapat meringankan gejala sementara. Dalam jangka panjang, sensor perlu diganti atau jalur perlu diperbaiki untuk sepenuhnya menyelesaikan masalah.
Situs web:www.enginenoxsensor.com
Kontak Person: Mrs. April
Tel: 86-18100162701